sumber: google.com |
Banyak
diantara kita ingin anaknya baik, penurut, mengerti mana yang harus dilakukan
dan mana yang tidak boleh dilakukan, tapi kita sadari juga banyak diantara kita
yang seringkali melakukan apa-apa yang sepahamnya kita, bukan menyampaikan
dengan pemahaman anak. Sampaikan kritikan atau nasihat dengan memposisikan jika
kita jadi mereka, mereka adalah anak-anak, setiap kata oerlu dicerna dengan
baik, bukan justru memasukkan banyak kata ke telinga anak sampai-sampai anak
tidak kuat mencernanya. Yang ada justru emosi anak yang tak terbendung.
Menyampaikan
kritik tidak hanya tentang penyampaian kata per kata, kalimat per kalimat, tapi
Ayah dan Bunda juga harus memahami situasi. Untuk lebih jelasnya berikut penulis
akan mengulas tentang 5 cara baik kritik anak, langsung saja yah kita bahas
satu per satu gimana sih cara baik kritik anak :
SAMPAIKAN
SPESIFIK KESALAHANNYA, BUKAN PRIBADI ANAK
Cara
baik kritik anak yang pertama adalah dengan menyampaikan lebih spesifik tentang
apa sih kesalahan anak kita? Inget yah Bun, tentang kesalahannya bukan tentang
pribadi anak tersebut. Mengapa? Kalo kita bahas pribadi anaknya, anak justru
akan lebih down. Jadi harus gimana dong menyampaikannya? Oke, Ayah dan
Bunda yang baik, contoh sederhananya gini : saat anak selesai bermain tapi
belum dirapikan, sampaikan pada anak
"mainanmu berantakan ya," bukan "males banget sih kamu,"
beda kan cara penyampaiannya?
Kalimat pertama itu menunjukkan bahwa mainannya berantakan maka anak akan
secara otomatif berpikir "oh, iya.. saya harus merapikannya"
sedangkan kalimat kedua "males
banget sih kamu," nah, kalimat
itu justru akan menambah otak anak menjadi ruwet, yang ada emosi karena di judge
malas oleh orang tuanya. Alhasil anak enggan untuk membereskan mainannya.
DENGARKAN
DAN TERIMA PERASAAN ANAK
"Kadang
kalo sudah kecapekan main, berat ya harus merapikan mainan" kalo Ayah atau Bunda sudah berkata begini,
pasti deh anak akan luluh, dan merasa bahwa Ayah atau Bundanya sangat memahami
keadaannya, memahami perasaannya, bahwa setelah bermain itu capek, berat untuk merapikan
mainannya. Nah, kalo udah gini anak akan lebih menerima nasihat Bundanya,
tinggal ajak saja bersama untuk merapikannya dengan kalimat "yuk, kita
bereskan bersama mainannya agar tidak terlihat berserakan."
FOKUS
PADA PERILAKU DAN SITUASI YANG BISA DI UBAH, BUKAN KESALAHAN YANG LAMPAU
Cara
baik kritik anak yang selanjutnya adalah dengan memfokuskan pada perilaku dan
situasi yang bisa di ubah, bukan membahas kesalahan-kesalahan yang lampau.
Gimana nih maksudnya? jadi gini Bun, kita orang dewasa saja tidak ingin
kesalahannya terus-terus di ungkit, apalagi anak-anak yah? Jadi sangatlah penting
membahas perubahannya, bukan mengungkit kesalahannya. Contoh sederhananya
begini "kita bisa cari dan pakai kotak sepatu bekas untuk menyimpan
balok yang sama," bukan kalimat
"kamu selalu menghilangkan mainan balok" bedakan cara penyampaiannya yah Bun, pada
kalimat pertama itu orang tua fokus pada situasi atau suatu keadaan yang dapat
di ubah, beda dengan kalimat kedua tadi yang mengungkin kesalahan anak dan
justru itu dapat membuat anak jadi terus merasa salah karena sudah
menghilangkan mainannya.
GUNAKAN
"Seandainya.." atau " Bunda harap.." UNTUK
MENUNJUKKAN EFEK POSITIF
Mengkritik
anak haruslah dengan kata-kata yang mudah, sederhana, dan memberikan efek
positif pada perilaku dan sikap anak. Maka dengan berusaha bersimpati atau membuat
pengandaian pada anak nampaknya akan lebih mudah dalam mengkritik anak. Lalu
kalimat seperti apa yah yang kira-kira dapat memberikan efek positif pada anak?
Ini nih Bun, "Seandainya kamu merapikan mainanmu setiap habis main,
pasti akan lebih mudah menemukan mainanmu saat akan dipakai." Nah, kalo udah gitu, anak pasti akan
berpikir "oh iya... harus begini, harus begitu." Maka akan lebih diterima anak dan lebih mudah
bukan???
BANTU
ANAK MEMAHAMI KESALAHAN : KESALAHAN HARUS DIAKUI, BUKAN DIHINDARI; DIPERBAIKI,
BUKAN MENETAP; UNTUK BELAJAR, BUKAN MERUGIKAN
Cara
baik kritik anak yang terakhir adalah dengan membantu anak untuk memahami
kesalahan. Karena kesalahan haruslah di akui, bukan di hindari; untuk
diperbaiki, bukan justru menetap; untuk dijadikan sebuah proses belajar, bukan malah
merugikan. Mengapa penulis berkata demikian? Karena jika diperhatikan sering kali
orang tua menyalahkan yang lain jika anak bersalah. Padahal disaat itulah seharusnya
anak diberikan pembelajaran. Bukan malah menyalahkan keadaan. Kritiklah..
tegurlah.. dengan bahasa yang mudah dipahami, sesuai usia anak. Bisa ambil
contoh begini "Bunda dan tante waktu SD juga sering berdebat kalo
mainan hilang, terus kita gunakan kotak untuk menyimpan mainannya agar tidak
berserakan dan hilang."
Pasti
deh kalo dengan cara begitu anak tidak sadar sedang di kritik. Hm.. memang betul
yah jadi orang tua harus aktif mencari tahu dan kreatif.
Semoga
bermanfaat yah..
Tags:
Parenting